Nilai Yang Bersifat Sebagai Alat Pembantu adalah Nilai

KITA HEBAT – Ketika kamu mempelajari tentang ilmu filsafat mungkin saja kamu mendapatkan pertanyaan tentang nilai yang bersifat sebagai alat pembantu adalah nilai ?

Ilmu filsafat memiliki beberapa cabang ilmu salah satunya adalah Etika.

Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai moral, termasuk nilai ekstrinsik, subjektif, objektif, dan intrinsik.

Etika mencoba menjawab pertanyaan tentang apa yang benar dan salah, serta bagaimana kita seharusnya bertindak berdasarkan nilai-nilai tersebut.

Etika juga mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi tindakan manusia dan bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam konteks sosial.

Kali ini Kita Hebat akan mengulas tentang pertanyaan dari nilai yang bersifat sebagai alat pembantu adalah nilai.

Pertanyaan

“Nilai yang bersifat sebagai alat pembantu adalah nilai”.

A. Ekstrinsik

B. Subjektif

C. Objektif

D. Intrinsic

E. Estetis​

Jawaban:

Dari pertanyaan tersebut jawaban yang tepat adalah E. Estetis

Pembahasan

Dari pertanyaan nilai yang bersifat sebagai alat pembantu adalah nilai estetis, mengapa begitu ?

Dalam pembahasan tersebut pertanyaan menganut ilmu filsafat cabang etika yang pembahasannya adalah tentang nilai ekstrinsik, subjektif, objektif, dan intrinsik.

Pengertian nilai ekstrinsik

Nilai ekstrinsik mengacu pada nilai yang terkait dengan faktor eksternal atau luar diri seseorang. Nilai ini biasanya diberikan oleh orang lain atau lingkungan sekitar.

Nilai ekstrinsik dapat berupa pujian, penghargaan, pengakuan, atau hadiah material.

Nilai ekstrinsik sering kali terkait dengan pencapaian atau penampilan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, atau olahraga.

Contohnya, seseorang yang menerima penghargaan prestasi di sekolah atau tempat kerja mendapatkan nilai ekstrinsik dalam bentuk pengakuan atas kerja kerasnya.

Pengertian nilai estetis​

Nilai estetis merujuk pada nilai-nilai yang terkait dengan keindahan dan pengalaman estetika. Nilai ini berkaitan dengan apresiasi terhadap seni, keindahan alam, desain, atau elemen-elemen visual dan auditori lainnya yang menyenangkan dan membangkitkan rasa kagum.

Nilai estetis melibatkan penilaian subjektif terhadap keindahan dan kemampuan untuk mempengaruhi perasaan dan emosi seseorang.

Konsep ini dapat mencakup elemen seperti bentuk, warna, komposisi, simetri, keselarasan, ritme, atau tekstur. Nilai estetis sering kali dihubungkan dengan seni visual, musik, sastra, tari, arsitektur, dan lainnya.

Penting untuk diingat bahwa nilai estetis dapat bervariasi antara individu, budaya, dan waktu. Apa yang dianggap indah atau menarik oleh satu orang mungkin tidak sama bagi orang lain.

Nilai estetis juga dapat berkembang dan berubah seiring waktu, dipengaruhi oleh tren dan perkembangan sosial, budaya, dan teknologi.

Pengertian nilai intrinsik

Nilai intrinsik merujuk pada nilai-nilai yang melekat secara inheren dalam suatu objek atau individu.

Nilai ini tidak tergantung pada faktor eksternal seperti penghargaan, pengakuan, atau hadiah, melainkan ada di dalam diri sendiri atau berasal dari karakteristik esensial objek tersebut.

Nilai intrinsik berkaitan dengan sifat-sifat yang dihargai, dianggap penting, atau memiliki makna dalam diri suatu objek.

Contohnya, dalam konteks manusia, nilai-nilai intrinsik dapat mencakup kejujuran, kebaikan, integritas, ketabahan, atau rasa empati.

Nilai-nilai ini dianggap penting dan diapresiasi tanpa mempertimbangkan faktor eksternal seperti penghargaan atau pujian.

Dalam literatur atau karya seni, nilai intrinsik merujuk pada elemen-elemen yang menjadikan karya tersebut berharga dan berarti secara sendiri.

Ini bisa berupa pesan yang disampaikan, kedalaman karakter, perwujudan ide, keindahan penyampaian, atau kekuatan emosional yang dihasilkan.

Pengertian nilai objektif

Nilai objektif merujuk pada nilai-nilai yang dapat diukur atau dinilai secara obyektif berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.

Nilai ini tidak tergantung pada pendapat atau preferensi individu, melainkan didasarkan pada fakta, bukti, atau aturan yang objektif.

Dalam konteks nilai objektif, penilaian dilakukan dengan mengacu pada standar yang dapat diukur secara jelas dan dapat diakui secara umum.

Contohnya, dalam bidang ilmiah, penilaian nilai objektif didasarkan pada metode ilmiah yang melibatkan observasi, pengukuran, dan eksperimen yang dapat direplikasi oleh orang lain untuk mendapatkan hasil yang konsisten.

Pada bidang etika atau moral, nilai objektif dapat merujuk pada prinsip-prinsip universal yang dianggap benar atau salah tanpa mempertimbangkan preferensi individu.

Contohnya, prinsip-prinsip seperti tidak membunuh, tidak mencuri, atau memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dianggap sebagai nilai objektif yang berlaku bagi semua orang.

Pengertian nilai subjektif

Nilai subjektif merujuk pada nilai-nilai yang dipengaruhi oleh pandangan, pendapat, atau preferensi individu.

Nilai ini bersifat relatif dan dapat berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.

Penilaian nilai subjektif didasarkan pada pengalaman pribadi, persepsi, dan preferensi yang sangat individual.

Dalam konteks nilai subjektif, penilaian dilakukan berdasarkan perasaan, keinginan, atau preferensi pribadi yang mungkin tidak dapat diukur secara objektif.

Contohnya, ketika seseorang menganggap suatu karya seni indah, itu merupakan penilaian subjektif yang didasarkan pada preferensi pribadi terhadap bentuk, warna, atau pesan yang disampaikan.

Nilai subjektif juga dapat ditemukan dalam hal-hal seperti kebahagiaan, kenyamanan, atau kepuasan pribadi.

Setiap individu dapat memiliki penilaian yang berbeda terhadap apa yang membuat mereka bahagia atau merasa puas, berdasarkan preferensi pribadi dan konteks kehidupan masing-masing.